Wednesday, June 27, 2012

Saya dan Anda

Tuhan mengaruniakan penglihatan padaku, agar aku dapat melihat jutaan keindahan ciptaannya, dan aku melihatmu, sosok adam yang berdiri tegak, nampak seperti terpasung oleh bumi, tak tergoyah. Seperti akar yang mencengkram pertiwi, tegar, tak bergerak seincipun, walau angin timur terus berhembus untuk merobohkanmu.

Terpaku.. terpanah.. mataku tak beranjak, sorot mata yang tajam, tapi teduh saat saling bertatap. Mengapa aku tidak menyublim menjadi titik-titik uap saat mata itu bertemu tatapku?

Jangan harap aku akan menggambarkan dia dalam rangkaian aksara ini, karna aku hanya akan nampak seperti pelukis realisme yang berusaha melukis Tuhan. Keindahan yang terlalu indah walau diindahkan dalam karya terindah sekalipun.

Apakah aku terlalu memujamu? bila YA, maka tolonglah aku, datanglah dari peraduanmu, aku tidak butuh lagi sinar matamu yang teduh saat menatapku, aku tidak perlu lagi kata-kata bernada lembut untuk ku. Aku mau kamu, disini! Diantara helai rambutku, diantara ruas-ruas jariku dan diantara ruang-ruang rindu yang makin melebar pada tiap-tiap malamnya.

Ya, sesederhana itu. Apakah terlalu rumit untukmu? apakah aku harus menunggu? sewindu? ratusan windu? Cukup katakan "tunggu aku", maka itu akan menjadi titah raja untuk benggawa. Dan aku akan menunggu!